Pernahkah terbayang tubuh besar yang mulia itu tergulung-gulung di tanah disertai derai tawa anak-anak kecil yang ceria? Atau saat bersama pasukannya nan gagah perwira pulang usai peperangan, tiba-tiba berhenti di gerbang kota sekedar untuk menaikkan anak-anak kecil ke kuda tunggangan beliau?
Atau bagaimana khotbah yang demikian agung dapat berhenti oleh langkah kecil yang berjalan tertatih mendekat mimbar sewaktu beliau berkhotbah?
Banyak hal semacam ini yang diungkap buku ini. Adegan demi adegan dipotret dengan jelas dan dikisahkan dalam basaha yang ringan, membuat kita seolah hadir langsung bagaimana beliau mendidik anak-anak kaum muslimin. Mengagumkan, mengesankan, akan memaksa keharuan kita meleleh, yang akan bermuara pada kesimpulan.
Beginilah cara beliau melahirkan generasi terbaik. Suatu hal yang sering kita lupakan, karena menganggap generasi terbaik hanyalah para sahabat yang bertemu beliau dalam keadaan dewasa, tidak termasuk anak-anak yang hidup semasa dengan beliau.
Kejelian penulis untuk membidik proses pendidikan dari sejak janin hingga pra-nikah, merupakan keistimewaan buku ini. Fase sangat menentukan dan berpengaruh yang menjadi tanggungjawab orangtua untuk menghitam-putihkan anak-anak mereka.
Seperti inilah Nabi mendidik anak!